Department of Anesthesiology and Theraphy Intensive; Diponegoro University, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI20719, author = {Rio Nugroho and Aisyahani Aisyahani and Ery Leksana and Jati Pujo}, title = {Efek Pemberian Midazolam atau Propofol Terhadap Lama Penggunaan Ventilator Mekanik di ICU RSUP Dr. Kariadi}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {10}, number = {1}, year = {2018}, keywords = {Propofol; midazolam; sedasi; ICU; durasi ventilasi mekanik; biaya sedasi}, abstract = { Pendahuluan : Sedasi di ruang intensif dapat memperbaiki outcome perawatan dan membuat pasien lebih nyaman, namun juga berpotensi memperpanjang durasi ventilasi mekanik dan length of stay (LOS). Obat yang saat ini sering digunakan adalah midazolam, namun durasi kerja midazolam dapat memanjang pada pasien dengan gagal fungsi organ. Propofol adalah obat sedasi dengan klirens tinggi dan tanpa metabolit aktif yang dapat digunakan untuk memperpendek durasi ventilasi mekanik dan LOS pasien. Membandingkan durasi ventilasi mekanik dan biaya sedasi pada pasien pascabedah di ruang intensif yang disedasi menggunakan midazolam dan propofol. Metode : Dilakukan penelitian obser vasional dengan desain cross-sectional terhadap 30 pasien pascabedah dengan ventilator di ICU yang dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, masing-masing kelompok terdiri dari 15 pasien. Kelompok I mendapat midazolam bolus 0,02-0,08 mg/kg IV, dilanjutkan infus kontinyu dosis 0,04-0,2 mg/kg/jam. Kelompok II mendapat Propofol bolus 1,5-2,5 mg/kg IV, dilanjutkan infus kontinyu dosis 5-80 μg/kg/menit. Target skor RASS adalah -1 sampai -2, yang dipantau 1 jam pascasedasi, dilanjutkan tiap 4 jam setelahnya. Pencatatan dilakukan terhadap durasi ventilator mekanik, rerata skor RASS, dan biaya sedasi. Hasil : Penelitian ini menunjukan bahwa dur asi ventilasi mekanik dan biaya sedasi pada kelompok propofol lebih rendah daripada midazolam, namun perbedaannya tidak bermakna dengan nilai p≤0,05. Kesimpulan : Sedasi pasien pascabedah dengan ventilator di r uang intensif dengan propofol lebih efektif dalam mengurangi durasi ventilasi mekanik dan biaya sedasi daripada midazolam, namun tidak berbeda bermakna. }, issn = {2089-970X}, pages = {1--7} doi = {10.14710/jai.v10i1.20719}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/20719} }
Refworks Citation Data :
Pendahuluan : Sedasi di ruang intensif dapat memperbaiki outcome perawatan dan membuat pasien lebih nyaman, namun juga berpotensi memperpanjang durasi ventilasi mekanik dan length of stay (LOS). Obat yang saat ini sering digunakan adalah midazolam, namun durasi kerja midazolam dapat memanjang pada pasien dengan gagal fungsi organ. Propofol adalah obat sedasi dengan klirens tinggi dan tanpa metabolit aktif yang dapat digunakan untuk memperpendek durasi ventilasi mekanik dan LOS pasien. Membandingkan durasi ventilasi mekanik dan biaya sedasi pada pasien pascabedah di ruang intensif yang disedasi menggunakan midazolam dan propofol.
Metode : Dilakukan penelitian obser vasional dengan desain cross-sectional terhadap 30 pasien pascabedah dengan ventilator di ICU yang dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, masing-masing kelompok terdiri dari 15 pasien. Kelompok I mendapat midazolam bolus 0,02-0,08 mg/kg IV, dilanjutkan infus kontinyu dosis 0,04-0,2 mg/kg/jam. Kelompok II mendapat Propofol bolus 1,5-2,5 mg/kg IV, dilanjutkan infus kontinyu dosis 5-80 μg/kg/menit. Target skor RASS adalah -1 sampai -2, yang dipantau 1 jam pascasedasi, dilanjutkan tiap 4 jam setelahnya. Pencatatan dilakukan terhadap durasi ventilator mekanik, rerata skor RASS, dan biaya sedasi.
Hasil : Penelitian ini menunjukan bahwa dur asi ventilasi mekanik dan biaya sedasi pada kelompok propofol lebih rendah daripada midazolam, namun perbedaannya tidak bermakna dengan nilai p≤0,05.
Kesimpulan : Sedasi pasien pascabedah dengan ventilator di r uang intensif dengan propofol lebih efektif dalam mengurangi durasi ventilasi mekanik dan biaya sedasi daripada midazolam, namun tidak berbeda bermakna.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-21 01:24:13
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License