skip to main content

Perbandingan Efektivitas Patient-Controlled Analgesia (PCA) Fentanil, PCA Morfin dan Tramadol Intravena Sebagai Analgetik Pasca Operasi Modified Radical Mastectomy (MRM)

1Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi; Semarang, Indonesia

2Bagian Anestesi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi; Semarang, Indonesia

Published: 1 Jul 2018.
Open Access Copyright 2018 JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)

Citation Format:
Abstract

Latar Belakang: Operasi Modified Radical Mastectomy menimbulkan nyeri derajat sedang hingga berat pasca operasi. Sebagian pasien yang mendapat kombinasi anagetik tramadol dan ketorolak secara berkala, masih mengeluh nyeri. PCA merupakan metode baru pemberian analgetik. Penggunaan PCA fentanil dan PCA morfin diharapkan dapat lebih efektif dalam mengatasi nyeri pasca operasi MRM.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas, efek samping dan tingkat kepuasan pasien antara penggunaan PCA fentanil, PCA morfin dan tramadol intravena sebagai analgetik pasca operasi MRM.

Metode:Dilakukan uji klinis tersamar ganda terhadap 36 pasien rencana operasi MRM yang memenuhi kriteria penelitian. Setelah dilakukan anestesi umum, pasien dibagi dalam 3 kelompok perlakuan pemberian analgetik pasca operasi: (1) kelompok PCA fentanil dengan fentanil loading dose 50 mcg, demand dose 20 mcg, lockout interval 10 menit, limitdose 70 mcg/jam, background infusion 30 mcg/jam; (2) kelompok PCA morfin dengan morfin loading dose 4 mg, demand dose 1 mg, lockout interval 10 menit, limit dose 6 mg/jam, tanpa background infusion; (3)kelompok tramadol yang mendapat tramadol intravena 100 mg/8jam. Dilakukan penilaian berkala skor NRS, RASS, tanda vital, efek samping dan tingkat kepuasan pasien selama 24 jam pasca operasi. Data dianalisa dengan Shapiro-Wilk dilanjutkan Kruskal-Wallis atau One way ANOVA, dianggap bermakna bila p< 0,05.

Hasil:Efektivitas terbaik pada PCA fentanil, diikuti PCA morfin lalu tramadol. Skor RASS PCA fentanil dan PCA morfin lebih rendah dari tramadol (p=0,000). Terdapat efek samping mual, muntah dan dizziness yang secara statistik tidak berbeda bermakna. Tingkat kepuasan pasien tertinggi pada kelompok PCA fentanil, sedangkan antara kelompok PCA morfin dan tramadol tidak berbeda bermakna(p=0,009).

Simpulan: PCA fentanil dan PCA morfin lebih efektif dibandingkan tramadol. PCA fentanil memberikan tingkat kepuasan pasien yang lebih tinggi dibanding PCA morfin dan tramadol. Terdapat efek samping mual, muntah dan dizziness namun secara statistik tidak berbeda bermakna.

Fulltext View|Download
Keywords: efektifitas; efeksamping; fentanyl; morfin; MRM; PCA; Tramadol

Article Metrics:

  1. Witjacksono, Villyastuti, Sutiyono D. Masalah Nyeri. In: Soenarjo, Jatmiko HD, ed. Anestesiologi. 2 ed. Semarang: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UNDIP; 2013:309-21
  2. Carli F, Baldini G. Perioperative Pain Management and Enchanced Outcomes. In: Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD, ed. Morgan & Mikhail's Clinical Anesthesiology. Fifth ed. New York: McGraw-Hill; 2013:1102
  3. Holdcroft A, Jaggar S. Core topic in pain. New York: Cambridge University Press, 2005:188
  4. Joseph A S, Kiluk J V. Breast Cancer Treatment Protocols: Localized Disease, Adjuvant Chemotherapy, HER2/neu+ Localized Disease, Adjuvant Chemotherapy, HER2/neu- Localized Disease [Internet]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/2006464-overview
  5. Cheng GS, Ilfeld BM. A review of postoperative analgesia for breast cancer surgery [Internet]. Vol. 6, Pain Management. 2016. p. 603–18. Available from: http://www.futuremedicine.com/doi/10.2217/pmt-2015-0008
  6. Hudcova J, McNicol ED, Quah CS, Lau J, Carr DB. Patient controlled opioid analgesia versus conventional opioid analgesia for postoperative pain. The Cochrane Collaboration 2012; 6: 1-11
  7. Brian M, Winnie N, Rodney H, Josh G, Jeff S. The Rate and Costs Attributable to Intravenous Patient-Controlled Analgesia Errors. Hosp Pharm. 2009;44:312-324
  8. Igor K. Patient-controlled Analgesia Analgesimetry and Its Problems. AnesthAnalg2009;108:1945–9
  9. Horlocker TT. Pain management in total joint arthroplasty: a historical review. Orthopedics [Internet]. 2010;33(9 Suppl):14–9. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20839717Cheung CW et al. An audit of postoperative intravenous patient-controlledanalgesia with morphine: Evolution over the last decade. European Journal of Pain 2009;13:464 –471
  10. Panigoro S, Hernowo BS, Purwanto H, Handojo, Haryono SJ, Arif W, et al. Panduan PenatalaksanaanKankerPayudar. KementeriKesehatRepublikIndonesKomPenanggulanganKanker Nasional [Internet]. 2008;1, 12–4, 24–6, 45
  11. Morgan GE. Pain Management.Dalam: Clinical Anesthesiology 3rded. Stanford: Appleton and Lange, 2002, 274-316
  12. San Diego Patient Safety Council. Patient controlled analgesia (PCA) guidelines of care. 2014;2014(December):6–7. Available from: http://www.hqinstitute.org/post/patient-controlled-analgesia-pca-guidelines-careStoneham MD, Cooper R, Quiney NF, Walters FJM. Pain following craniotomy: a preliminary study comparing PCA morphine with intramuscular codeine phosphate. Anaesthesia. 1996; 51(12): 1176–8

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-15 09:56:15

No citation recorded.