DepartemenAnestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI48611, author = {Heru Jatmiko and Mochamat Mochamat}, title = {Manajemen Anestesi pada Pasien Geriatri dengan Abses dan Nyeri Perut Bagian Bawah}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {14}, number = {3}, year = {2022}, keywords = {abses abdomen; anestesi; dinding abdomen; drainase; insisi}, abstract = { Latar Belakang: Abses abdomen merupakan kondisi yang sering ditemui pada sebagian besar kasus namun merupakan kondisi serius yang membutuhkan pengangan yang tepat dari dokter. Penegakkan diagnosis dan etiologi dari abses abdomen memberikan sebuah tantangan dan peningkatan risiko cedera pada intervensi operasi dan komplikasi post operasi yang diperparah dengan komorbiditas, seperti geriatri. Pada laporan kasus ini, kami bertujuan untuk menjabarkan penanganan anestesi pada pasien geriatri dengan abses abdomen yang menjalani laparotomi. Kasus: Laki – laki berusia 79 tahun datang ke rumah sakit dengan dengan nyeri perut kemudian diketahui memiliki abses abdomen. Terdapat keluhan kelemahan anggota tubuh sisi kanan. Kelemahan dirasakan baik di ekstremitas atas dan bawah sisi kanan pasien. Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sadar penuh dengan tensi 128/56 mmHg, laju jantung 57x / menit, laju pernapasan 20x/menit, berat badan 52 kg dan tinggi badan 160 cm. Pemeriksaan dari head to toe, konjungtiva anemis (+/+), mulut bisa membuka 3 jari (kategori Mallampati 2), tidak ada gigi palsu, gigi ompong, maupun gigi goyang. Pada pemeriksaan lab, diperoleh hasil gula darah sewaktu 122 mg/dL, ureum 43 mg/dL, kreatinin 1,0 mg/dL, natrium 133 mmol/L, kalium 4,0 mmol/L, klorida 101 mmol/L, SGOT 18 IU/L, SGPT 16 IU/L. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi laparotomi dengan anestesi umum. Pasien menjalani puasa selama 6 jam pre-anestesi, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian pre-medikasi deksametason 5 mg IV. Anestesi awal dilakukan dengan propofol 100 mg, atracurium 30 mg, dan fentanil 50 µg. Untuk anestesi rumatan diberikan sevofluran MAC 2%. Setelah operasi, pasien diberikan ketorolak 30 mg/8 jam IV, parasetamol oral 1000 mg/8 jam, ondansetron 6 mg, dan metoclopramide 10 mg/8 jam IV. Diskusi: Pada laporan kasus ini, dilaporakan sebuah kasus seorang pasien yang datang dengan nyeri perut kemudian diketahui memiliki abses abdomen. Pasien geriatri ini kemudian menjalani laparotomi yang dilakukan dengan anestesi umum untuk mempermudah kontrol ventilasi, serta mencegah gangguan pernapasan dan kardiovaskular selama operasi. Kesimpulan: Pada kasus pasien geriatri dengan nyeri abdomen akibat abses, pemeriksaan fisik secara menyeluruh menjadi dasar untuk memberikan tatalaksana operatif dengan penggunaan anestesi yang adekuat. }, issn = {2089-970X}, pages = {251--256} doi = {10.14710/jai.v0i0.48611}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/48611} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang: Abses abdomen merupakan kondisi yang sering ditemui pada sebagian besar kasus namun merupakan kondisi serius yang membutuhkan pengangan yang tepat dari dokter. Penegakkan diagnosis dan etiologi dari abses abdomen memberikan sebuah tantangan dan peningkatan risiko cedera pada intervensi operasi dan komplikasi post operasi yang diperparah dengan komorbiditas, seperti geriatri. Pada laporan kasus ini, kami bertujuan untuk menjabarkan penanganan anestesi pada pasien geriatri dengan abses abdomen yang menjalani laparotomi.
Kasus: Laki – laki berusia 79 tahun datang ke rumah sakit dengan dengan nyeri perut kemudian diketahui memiliki abses abdomen. Terdapat keluhan kelemahan anggota tubuh sisi kanan. Kelemahan dirasakan baik di ekstremitas atas dan bawah sisi kanan pasien. Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sadar penuh dengan tensi 128/56 mmHg, laju jantung 57x / menit, laju pernapasan 20x/menit, berat badan 52 kg dan tinggi badan 160 cm. Pemeriksaan dari head to toe, konjungtiva anemis (+/+), mulut bisa membuka 3 jari (kategori Mallampati 2), tidak ada gigi palsu, gigi ompong, maupun gigi goyang. Pada pemeriksaan lab, diperoleh hasil gula darah sewaktu 122 mg/dL, ureum 43 mg/dL, kreatinin 1,0 mg/dL, natrium 133 mmol/L, kalium 4,0 mmol/L, klorida 101 mmol/L, SGOT 18 IU/L, SGPT 16 IU/L. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi laparotomi dengan anestesi umum. Pasien menjalani puasa selama 6 jam pre-anestesi, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian pre-medikasi deksametason 5 mg IV. Anestesi awal dilakukan dengan propofol 100 mg, atracurium 30 mg, dan fentanil 50 µg. Untuk anestesi rumatan diberikan sevofluran MAC 2%. Setelah operasi, pasien diberikan ketorolak 30 mg/8 jam IV, parasetamol oral 1000 mg/8 jam, ondansetron 6 mg, dan metoclopramide 10 mg/8 jam IV.
Diskusi: Pada laporan kasus ini, dilaporakan sebuah kasus seorang pasien yang datang dengan nyeri perut kemudian diketahui memiliki abses abdomen. Pasien geriatri ini kemudian menjalani laparotomi yang dilakukan dengan anestesi umum untuk mempermudah kontrol ventilasi, serta mencegah gangguan pernapasan dan kardiovaskular selama operasi.
Kesimpulan: Pada kasus pasien geriatri dengan nyeri abdomen akibat abses, pemeriksaan fisik secara menyeluruh menjadi dasar untuk memberikan tatalaksana operatif dengan penggunaan anestesi yang adekuat.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-29 02:37:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License