Department of Anesthesiology and Intensive Theraphy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ RSUP Dr. Kariadi Semarang, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI48612, author = {Doso Sutiyono and Pradana Rakhmatjati}, title = {Manajemen Anestesi pada Laki-laki 47 Tahun dengan Syok Sepsis yang Menjalani Operasi Amputasi Pengendalian Sumber Infeksi}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {14}, number = {2}, year = {2022}, keywords = {amputasi; anestesi; ketamin; pengendalian sumber infeksi; sepsis}, abstract = { Latar Belakang: Sepsis merupakan suatu kelainan sistemik akibat interaksi antara sistem imun dengan agen infeksi. Pada beberapa kasus, sepsis dapat berkembang menjadi syok septik dan kematian. Pasien dengan sepsis dengan kontaminasi bakteri yang terus berlangsung, resusitasi mungkin tidak berhasil sampai dilakukannya pengendalian sumber infeksi. Kasus: Seorang laki-laki 47 tahun dengan syok sepsis dan diabetes telah terintubasi dalam perawatan di ruang intensif menjalani pembedahan amputasi untuk pengendalian sumber infeksi. Dari anamnesis sebelumnya didapatkan riwayat luka yang berbau mengganggu pada kaki kiri yang sukar sembuh yang meluas hingga lutut, kemudian masuk rumah sakit karena keluhan sesak kemudian dirawat di ruang intensif. Pemeriksaan fisik ditemukan ulkus pedis yang meluas hingga lutut kiri. Pembahasan: Dilakukan anestesi umum dengan kombinasi ketamin, fentanil dan rokuronium. Pascaoperasi hari ke-3 pasien berhasil diekstubasi kemudian pindah ke ruang perawatan biasa 2 hari setelahnya. Kesimpulan: Tindakan anestesi pada pasien sepsis dapat berdampak buruk yang memerlukan perencanaan dan kehati-hatian dalam setiap tindakannya. Ahli anestesi memiliki peranan penting dalam memberikan manajemen anestesi untuk mengoptimalkan hasil yang lebih baik bagi pasien. }, issn = {2089-970X}, pages = {102--108} doi = {10.14710/jai.v0i0.48612}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/48612} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang: Sepsis merupakan suatu kelainan sistemik akibat interaksi antara sistem imun dengan agen infeksi. Pada beberapa kasus, sepsis dapat berkembang menjadi syok septik dan kematian. Pasien dengan sepsis dengan kontaminasi bakteri yang terus berlangsung, resusitasi mungkin tidak berhasil sampai dilakukannya pengendalian sumber infeksi.
Kasus: Seorang laki-laki 47 tahun dengan syok sepsis dan diabetes telah terintubasi dalam perawatan di ruang intensif menjalani pembedahan amputasi untuk pengendalian sumber infeksi. Dari anamnesis sebelumnya didapatkan riwayat luka yang berbau mengganggu pada kaki kiri yang sukar sembuh yang meluas hingga lutut, kemudian masuk rumah sakit karena keluhan sesak kemudian dirawat di ruang intensif. Pemeriksaan fisik ditemukan ulkus pedis yang meluas hingga lutut kiri.
Pembahasan: Dilakukan anestesi umum dengan kombinasi ketamin, fentanil dan rokuronium. Pascaoperasi hari ke-3 pasien berhasil diekstubasi kemudian pindah ke ruang perawatan biasa 2 hari setelahnya.
Kesimpulan: Tindakan anestesi pada pasien sepsis dapat berdampak buruk yang memerlukan perencanaan dan kehati-hatian dalam setiap tindakannya. Ahli anestesi memiliki peranan penting dalam memberikan manajemen anestesi untuk mengoptimalkan hasil yang lebih baik bagi pasien.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-20 19:54:04
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License