Departemen Anestesiologi and Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI49464, author = {Tinni Maskoen and Diki Akbar}, title = {Injuri Ginjal Akut Akibat Sepsis pada Pasien di ICU}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {15}, number = {1}, year = {2023}, keywords = {AKI; diagnosis; intensive care unit; prognosis; sepsis}, abstract = { Acute kidney injury (AKI ) merupakan suatu sindroma klinis akibat penurunan fungsi ginjal. AKI merupakan salah satu komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien kritis. 50% pasien di intensive care unit (ICU) bisa mengalami terjadinya AKI dan 13,5% memerlukan terapi pengganti ginjal. Pasien AKI mempunyai risiko kematian meningkat tiga kali lipat, risiko terjadinya c hronic k idney d ieseses tujuh kali lipat , dan risiko terjadinya e nd s tate r enal d iseases 22 kali lipat. Kriteria diagnosis dari risk injury failure lost and end-stage kidney disease (RIFLE), acute kidney injury network (AKIN), dan kidney disease improving global (KDIGO) digunakan untuk mendiagnosis AKI di ICU. Ketiga kriteria ini menggunakan parameter serum kreatinin, dan urine output. Selain itu untuk mendiagnosis AKI di ICU juga digunakan beberapa pencitraan seperti ultrasonografi. Pengelolaan AKI di ICU meliputi terapi nondialisis dan terapi pengganti ginjal. Terapi non dialisis adalah diuretik, mempertahankan keseimbangan cairan, asam basa, elektrolit dan nutrisi. Terapi pengganti ginjal meliputi beberapa modalitas seperti c hronic r enal r eplacement t herapy , i ntermitten h emo d ialysis , s low l ow e xtended d ialysis , and p eritoneal dialysis . Pada pasien di ICU , c ontinous r enal r eplacement t herapy merupakan modalitas utama. Pada pasien kritis di ICU dengan AKI mempunyai prognosis yang buruk sehingga merupakan masalah besar. Pemahaman yang lebih baik dalam diagnosis dan pengelolaan secara dini dan tepat merupakan pendekatan utama untuk memperbaiki luaran pasien. }, issn = {2089-970X}, pages = {69--85} doi = {10.14710/jai.v0i0.49464}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/49464} }
Refworks Citation Data :
Acute kidney injury (AKI) merupakan suatu sindroma klinis akibat penurunan fungsi ginjal. AKI merupakan salah satu komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien kritis. 50% pasien di intensive care unit (ICU) bisa mengalami terjadinya AKI dan 13,5% memerlukan terapi pengganti ginjal.
Pasien AKI mempunyai risiko kematian meningkat tiga kali lipat, risiko terjadinya chronic kidney dieseses tujuh kali lipat, dan risiko terjadinya end state renal diseases 22 kali lipat.
Kriteria diagnosis dari risk injury failure lost and end-stage kidney disease (RIFLE), acute kidney injury network (AKIN), dan kidney disease improving global (KDIGO) digunakan untuk mendiagnosis AKI di ICU. Ketiga kriteria ini menggunakan parameter serum kreatinin, dan urine output. Selain itu untuk mendiagnosis AKI di ICU juga digunakan beberapa pencitraan seperti ultrasonografi.
Pengelolaan AKI di ICU meliputi terapi nondialisis dan terapi pengganti ginjal. Terapi non dialisis adalah diuretik, mempertahankan keseimbangan cairan, asam basa, elektrolit dan nutrisi. Terapi pengganti ginjal meliputi beberapa modalitas seperti chronic renal replacement therapy, intermitten hemo dialysis, slow low extended dialysis, and peritoneal dialysis. Pada pasien di ICU, continous renal replacement therapy merupakan modalitas utama.
Pada pasien kritis di ICU dengan AKI mempunyai prognosis yang buruk sehingga merupakan masalah besar. Pemahaman yang lebih baik dalam diagnosis dan pengelolaan secara dini dan tepat merupakan pendekatan utama untuk memperbaiki luaran pasien.
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-23 21:28:14
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License