1Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo, Indonesia
2Surabaya, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI6572, author = {Eka Widiastuti and Bambang Wahjuprajitno}, title = {Angka Kejadian dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Infeksi Paska Pemasangan Kateter Vena Sentral di Rumah Sakit Dr. Soetomo}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {6}, number = {1}, year = {2014}, keywords = {kateter vena sentral; infeksi kateter terkait aliran darah vena sentral; nutrisi parenteral; APACHE II Score}, abstract = { Latar Belakang : Setiap tahun lebih dari 150 juta kateter intravena digunakan , dimana 5 juta dari mereka dipasang pada vena sentral . Sayangnya , lebih dari 500.000 infeksi yang terkait dengan pemasangan alat secara intravaskular melalui aliran darah terjadi di AS setiap tahun , 7-20 % disebabkan oleh central venous catheter - related blodstream infection ( CR - BSI ) . CR - BSI terkait dengan perpanjangan lama tinggal di rumah sakit , meningkatkan biaya dan kematian. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya CR - BSI seperti tempat penyuntikan, prosedur pemasangan yang steril maksimal, dressing transparan, perawatan tanpa teknik aseptik, penggunaan nutrisi parenteral dan inotropikik katekolamin, kondisi pasien , dan banyak lagi. Belum ada data tentang kejadian CR - BSI dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Rumah Sakit Umum Dr Soetomo, . Tujuan : Menghitung angka kejadian CR - BSI dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya di Dr Soetomo Surabaya . Metode : Prosedur penelitian dimulai sejak CVC dipasang pada pasien, data dasar dicatat seperti identitas, kondisi awal, komorbiditas , dan teknik pemasangan. Pasien diikuti untuk mengevaluasi teknik perawatan CVC, pemakaian antibiotik sistemik, penggunaan nutrisi parenteral dan inotropikik katekolamin, serta dugaan CR - BSI. Kultur darah dilakukan bila dicurigai infeksi timbul ( baik secara klinis dan menggunakan Skor IPS), dan kemudian diagnosis CR - BSI dibuat . Semua data dicatat sampai CVC telah dilepas dan pasien keluar dari rumah sakit . Hasil : Ada 15 kasus CR - BSI pada 139 pasien, total durasi pemakaian CVC adalah 1.751 hari, sehingga tingkat CR - BSI 8.57 kasus per 1000 hari penggunaan CVC. Tingkat tertinggi adalah di bangsal neurologi, 35,71 kasus per 1000 hari penggunaan CVC. Lama tinggal di rumah sakit ( p = 0,032 ), durasi penggunaan CVC ( p = 0,002 ), penggunaan nutrisi parenteral ( p = 0,000 ), penggunaan inotropikik katekolamin ( p = 0,041 ), skor APACHE II ( p = 0,000 ), infeksi sebelum pemakaian CVC ( p = 0,039 ) dan infeksi di tempat lain ( p = 0,033 ) merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi kejadian CR - BSI . Namun, jika faktor-faktor ini diperiksa bersama-sama, durasi penggunaan CVC ( p = 0,030 ), penggunaan nutrisi parenteral ( p = 0,005 ), dan skor APACHE II ( p = 0,006 ) memberikan pengaruh yang dominan terhadap CR - BSI . Kesimpulan : Angka kejadian CR - BSI di Dr Soetomo Rumah Sakit Umum tinggi, sedangkan durasi CVC digunakan, penggunaan nutrisi parenteral , dan skor APACHE II sebagai faktor paling dominan yang mempengaruhi kejadian infeksi tersebut . }, issn = {2089-970X}, pages = {22--33} doi = {10.14710/jai.v6i1.6572}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6572} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang : Setiap tahun lebih dari 150 juta kateter intravena digunakan , dimana 5 juta dari mereka dipasang pada vena sentral . Sayangnya , lebih dari 500.000 infeksi yang terkait dengan pemasangan alat secara intravaskular melalui aliran darah terjadi di AS setiap tahun , 7-20 % disebabkan oleh central venous catheter - related blodstream infection ( CR - BSI ) . CR - BSI terkait dengan perpanjangan lama tinggal di rumah sakit , meningkatkan biaya dan kematian. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya CR - BSI seperti tempat penyuntikan, prosedur pemasangan yang steril maksimal, dressing transparan, perawatan tanpa teknik aseptik, penggunaan nutrisi parenteral dan inotropikik katekolamin, kondisi pasien , dan banyak lagi. Belum ada data tentang kejadian CR - BSI dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Rumah Sakit Umum Dr Soetomo, .
Tujuan : Menghitung angka kejadian CR - BSI dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya di Dr Soetomo Surabaya .
Metode : Prosedur penelitian dimulai sejak CVC dipasang pada pasien, data dasar dicatat seperti identitas, kondisi awal, komorbiditas , dan teknik pemasangan. Pasien diikuti untuk mengevaluasi teknik perawatan CVC, pemakaian antibiotik sistemik, penggunaan nutrisi parenteral dan inotropikik katekolamin, serta dugaan CR - BSI. Kultur darah dilakukan bila dicurigai infeksi timbul ( baik secara klinis dan menggunakan Skor IPS), dan kemudian diagnosis CR - BSI dibuat . Semua data dicatat sampai CVC telah dilepas dan pasien keluar dari rumah sakit .
Hasil : Ada 15 kasus CR - BSI pada 139 pasien, total durasi pemakaian CVC adalah 1.751 hari, sehingga tingkat CR - BSI 8.57 kasus per 1000 hari penggunaan CVC. Tingkat tertinggi adalah di bangsal neurologi, 35,71 kasus per 1000 hari penggunaan CVC. Lama tinggal di rumah sakit ( p = 0,032 ), durasi penggunaan CVC ( p = 0,002 ), penggunaan nutrisi parenteral ( p = 0,000 ), penggunaan inotropikik katekolamin ( p = 0,041 ), skor APACHE II ( p = 0,000 ), infeksi sebelum pemakaian CVC ( p = 0,039 ) dan infeksi di tempat lain ( p = 0,033 ) merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi kejadian CR - BSI . Namun, jika faktor-faktor ini diperiksa bersama-sama, durasi penggunaan CVC ( p = 0,030 ), penggunaan nutrisi parenteral ( p = 0,005 ), dan skor APACHE II ( p = 0,006 ) memberikan pengaruh yang dominan terhadap CR - BSI .
Kesimpulan : Angka kejadian CR - BSI di Dr Soetomo Rumah Sakit Umum tinggi, sedangkan durasi CVC digunakan, penggunaan nutrisi parenteral , dan skor APACHE II sebagai faktor paling dominan yang mempengaruhi kejadian infeksi tersebut .
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-24 18:09:26
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License