skip to main content

Perempuan dan Kekristenan pada Masyarakat Tolaki dan Moronene di Sulawesi Tenggara, 1915-1946

*Basrin Melamba  -  Program Studi S1 Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2020 Jurnal Sejarah Citra Lekha under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

This study discusses the role of zending women or wives of European priests during the Dutch East Indies (1915-1942) in Southeast Sulawesi. The wives of zending women provide a big contribution or role for the advancement of the indigenous population. The woman is present on the stage in the religious arena by providing social services which has had a major influence on social change in society in Southeast Sulawesi. Women and zending wives act as agents and actors who assist their husbands in carrying out social service programs such as health education in the form of handling pregnant women, postpartum, care and medication, provision of sewing skills, cooking, baking and so on. This changes the lifestyle of indigenous women to be present in the public world, without forgetting their main responsibility. This research argues that zending women contribute or play a role in the advancement of the indigenous population, as well as bring about socio-cultural changes. The role of women in the stage of the religious arena by providing social services has had a major influence on the natives. The conclusion is that the role of zending women in carrying out services causes social change among indigenous Tolaki and Moronene women.

Fulltext View|Download
Keywords: Women; Zending; Social Changes; Tolaki and Moronene

Article Metrics:

  1. Jubelium 70 tahun Injil di Sulawesi Tenggara. (1986). Kendari: Sinode Gepsultra
  2. Jubelium 100 tahun Injil di Sulawesi Tenggara: 1916-2016. (2016). Kendari: Panitia Gepsultra
  3. Aritonang, J. S., & Steenbrink, K. A. (2008). A history of Christianity in Indonesia. Leiden-Boston: Brill
  4. Azwar, W. (2001). Matrilokal dan status perempuan dalam tradisi Bajapuik. Yogyakarta: Galang Press
  5. Boonde, F. N. (1982). A reflection on Christian Mission and tts prospect in the Protestant Church in South-East Sulawesi. (Tesis). Presbyterian Theological Seminary, Seoul, South Korea
  6. Boonde, F. N. (2016). Tapak tilas perjalanan kekristenan di bumi Sulawesi Tenggara. Kendari: Panitia Jubelium 100 tahun Gepsultra
  7. Davis, M. L. (1984). Lima tokoh wanita yang mengubah sejarah. Jakarta: Pustaka Jaya
  8. Horton, P. (1999). Pengantar sosiologi. Jakarta: Erlangga
  9. Jong, C. G. F. (2010). Niewe meesters, nieuwe goden: Geschiedenis van de Tolaki en Moronene, Twee volkeren in Zuidoost Celebes (Indonesie) van Prehistorische tijden tot ca. 1950. Lambert Akademic Publising
  10. Jong, C. G. F. (2010a ). Vreemde op de kust: Tet werngh van Nederlandse zendingsvereningging in Zuidoost-Celebes (Indonesie) in de eerste helft van de twintigste eew. NUR-Omschrijving: Zending/Evangelisatie
  11. Jongeling (1976). Benih yang tumbuh suatu survey mengenai Gereja Protestan Sulawesi Tenggara (Gepsultra). Jakarta: Lembaga Penelitian dan Studi Dewan Gereja-Gereja di Indonesia
  12. Lindenborn (1925). Pionierswerk door zendeling H. van der Klif op zuid Oost Celebes. Rotterdam: MZG
  13. van der Klift, H. (1922). Onderzoekingstoent door zuid Kendari. Rotterdam: Orgaan Nederlandsche Zendingsvereeniging
  14. Klift-Snijder (1925). De ontwikkeling van het zendingswerk op Zuid-Oost-Celebes. tijdschrift voor zendingswetenschap Mededeelingen (TZM)
  15. Klif-Snijder. (1933). De ontwikkeling van het zendingswerk op Zuid-Oost-Celebes. Tijdschrift voor Zendingswetenschap Mededeelingen (TZM)
  16. Konggoasa. (t.t.). “Sulawesi Tenggara dari zaman ke zaman.” (tidak diterbitkan)
  17. Lawole, P. dan Sonaru G. (1982). Rundu Walaka (Gemul-Juang) Gepsultra. (tidak diterbitkkan)
  18. Limba, R. S. et al. (2014). Sejarah Peradaban Moronene. Yogyakarta: Lukita
  19. Melamba, B. (2017). Kebijakan Pemerintah Hindia Belanda dan Kristen Protestan di Sulawesi Tenggara (1915-1942). Dalam Sri Margana (Ed.), Agama dan negara di Indonesia pergulatan pemikiran dan ketokohan. Yogyakarta: Ombak
  20. Muller, A. C. (1955). De memores (anak Dr. Hendrik van der Klift Pendeta pertama di Kolaka) (tidak diterbitkan)
  21. Niemeijer, H. E. (2012). Batavia: Masyarakat kolonial abad XVII. Jakarta: Masup
  22. Paulus, Y. A. (1989). Bertumbuh di tengah-tengah duri (Skripsi). STT Intim, Makassar, Indonesia
  23. Nusriani, (1999). Sejarah perkembangan Agama Kristen Protestan di Kelurahan Taubonto. Kendari: FKIP Unhalu
  24. Poerwanto, H. (2010). Kebudayaan dan lingkungan dalam perspektif antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  25. Pingak, C. (1963). Dokumentasi Kolaka. Kolaka: Pemda Kabupaten Kolaka
  26. Randwijk, S. C. (1989). Oegsteest: Kebijaksanaan lembaga-lembaga. (tidak terbit)
  27. Tarimana, A. (1993). Seri etnografi: Kebudayaan Tolaki. Jakarta: Balai Pustaka
  28. Turner, Bryan S. (2006). Agama dan teori sosial. Yogyakarta: IRCiSOD
  29. Wongga, G. (2006). Matahilo Mowewe: Suatu kajian historis-misiologis terhadap masuknya Injil di Mowewe dan maknanya bagi kehidupan jemaat dewasa ini. Makassar: STT Makassar
  30. Kuntowijoyo, (2003). Metodologi sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana
  31. (1933, 8 April). Het Vaderland: Staat-enletterkundignieuwsblad. diakses dari https://www.delpher.nl/

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-13 11:14:45

No citation recorded.