BibTex Citation Data :
@article{JSCL27277, author = {Rabith Amaruli}, title = {Editorial}, journal = {Jurnal Sejarah Citra Lekha}, volume = {4}, number = {2}, year = {2019}, keywords = {Nasionalisme; Demokrasi; Identitas}, abstract = { Puji syukur kehadirat Tuhan YME, Jurnal Sejarah Citra Lekha, Vol. 4 No. 2, 2019 dapat terhidang kembali di hadapan pembaca dengan topik nasionalisme, demokrasi, dan identitas. Pemilihan tema ini didasarkan pada fenomena panggung politik baik di aras lokal maupun nasional yang diwarnai oleh nasionalisme, gagasan demokrasi, dan identitas yang semakin memudar. Setelah 74 tahun Kemerdekaan RI, orang masih mempertanyakan kembali, perlukah sebuah identitas kebangsaan? Setelah 21 tahun pasca-Reformasi 1998, orang masih membahas kembali, apakah perbincangan tentang nasionalisme Indonesia masih relevan? Padahal, meminjam konsepsi Taufik Abdullah, nasionalisme adalah wujud dialektika yang dinamis di mana setiap generasi mempunyai tantangan ( challenge ) dan jawaban ( response ) yang berbeda. Namun, esensi nasionalisme tetaplah sama, yaitu rasa cinta yang dalam terhadap bangsa dan tanah airnya (Adisusilo, 2009: 3). Bahkan, memasuki abad ke-21, “Reformasi” masih harus bergumul dengan berbagai corak ujian (Abdullah, 2016: 19). Tuntutan perubahan yang semula di panggung politik, terus menyelinap ke seluruh aspek kehidupan, seperti sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan. Oleh karena itu, membincangkan nasionalisme Indonesia dengan dua aspek utama yang mengikutinya, yakni demokrasi dan identitas, akan selalu penting dan aktual. }, issn = {2443-0110}, pages = {87--88} doi = {10.14710/jscl.v4i2.27277}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jscl/article/view/27277} }
Refworks Citation Data :
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, Jurnal Sejarah Citra Lekha, Vol. 4 No. 2, 2019 dapat terhidang kembali di hadapan pembaca dengan topik nasionalisme, demokrasi, dan identitas. Pemilihan tema ini didasarkan pada fenomena panggung politik baik di aras lokal maupun nasional yang diwarnai oleh nasionalisme, gagasan demokrasi, dan identitas yang semakin memudar. Setelah 74 tahun Kemerdekaan RI, orang masih mempertanyakan kembali, perlukah sebuah identitas kebangsaan? Setelah 21 tahun pasca-Reformasi 1998, orang masih membahas kembali, apakah perbincangan tentang nasionalisme Indonesia masih relevan? Padahal, meminjam konsepsi Taufik Abdullah, nasionalisme adalah wujud dialektika yang dinamis di mana setiap generasi mempunyai tantangan (challenge) dan jawaban (response) yang berbeda. Namun, esensi nasionalisme tetaplah sama, yaitu rasa cinta yang dalam terhadap bangsa dan tanah airnya (Adisusilo, 2009: 3). Bahkan, memasuki abad ke-21, “Reformasi” masih harus bergumul dengan berbagai corak ujian (Abdullah, 2016: 19). Tuntutan perubahan yang semula di panggung politik, terus menyelinap ke seluruh aspek kehidupan, seperti sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan. Oleh karena itu, membincangkan nasionalisme Indonesia dengan dua aspek utama yang mengikutinya, yakni demokrasi dan identitas, akan selalu penting dan aktual.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2021-01-06 19:45:26
Catalytic agents? Lon fuller, james milner, and the lawyer as social architect, 1950-69
A numerical study of the effect of spiral counter grooves on a needle on flow turbulence in a diesel injector
Reproductive traits in four spontaneous Pappophorum vaginatum populations in arid Argentina
Investigating the impact of customer engagement on customer value in case of mobile travel apps
Spoilage potential of Bacillus subtilis in a neutral-pH dairy dessert
One-step anti-superbug finishing of cotton textiles with dopamine-menthol
Redesigning Supply Chains using Blockchain-Enabled Circular Economy and COVID-19 Experiences
Positive effects of music therapist's selected auditory stimulation on the autonomic nervous system of patients with disorder of consciousness: a randomized controlled trial
The evolving obesity challenge: targeting the vagus nerve and the inflammatory reflex in the response
Review of the Use of Corporate Social Responsibility (CSR) Tools
Are public makerspaces a means to empowering citizens? The case of Ateneus de Fabricació in Barcelona
Deep hybrid neural-like P systems for multiorgan segmentation in head and neck CT/MR images
Evaluating and Categorizing Cruise Lines by ship attributes: A Comparison Between Cruisers and Experts
The performance of aerobic granular sludge for simulated swine wastewater treatment and the removal mechanism of tetracycline
Unpacking the age at initial internationalization-performance relationship: A meta-analytic investigation
Changes in land cover in coastal erosion hotspots in the southern Caribbean of Costa Rica, during the 2005-2017 period
Reward prospect improves inhibitory control in female university students with a history of childhood sexual and physical abuse
Assessment of microbial risk during Australian industrial practices for Escherichia coli O157:H7 in fresh cut-cos lettuce: A stochastic quantitative approach
A comprehensive review of the global development of initial coin offerings (ICOs) and their regulation
Contracts, markets, and justice
Parapatric pied and red-handed tamarin responses to congeneric and conspecific calls
Highly Multiplexed Confocal Fluorescence Lifetime Microscope Designed for Screening Applications
Low-temperature catalytic upgrading of waste polyolefinic plastics into liquid fuels and waxes
Navigating slow-onset risks through foresight and flexibility in Fiji: emerging recommendations for the planned relocation of climate-vulnerable communities
Research advances of light-driven hydrogen evolution using polyoxometalate-based catalysts
Published by Department of History, Faculty of Humanities, Diponegoro UniversityJl. Prof. Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang, Central Java 56025Phone: +6224-74680619; Fax: +6224-74680619Email: jscl@live.undip.ac.id View statistics