Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{MKMI27679, author = {Alfiko Aditya Mailana and Lintang Dian Saraswati and Nissa Kusariana and Praba Ginandjar}, title = {Gambaran Kepatuhan Minum Obat dalam Pengobatan Massal Pencegahan Filariasis Limfatik di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang}, journal = {MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA}, volume = {19}, number = {5}, year = {2020}, keywords = {filariasis; kepatuhan minum obat; POPM}, abstract = { Latar belakang: Indonesia merupakan negara endemis filariasis di Asia Tenggara dengan 236 kabupaten/ kota (46%) termasuk dalam daerah endemis. Kabupaten Semarang menjadi salah satu daerah endemis yang menjalankan POPM filariasis sejak tahun 2017. Pada tahun 2018 terjadi penurunan angka cakupan minum obat dan peningkatan jumlah kasus filariasis di Kabupaten Semarang. Hal tersebut dapat memengaruhi keberhasilan pelaksanaan POPM filariasis di Kabupaten Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kepatuhan minum obat masyarakat dalam POPM filariasis di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif menggunakan desain studi cross sectional dengan metode rapid survey . Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang pada bulan September-Oktober 2019. Penelitian ini menggunakan cluster sampling dua tahap dengan unit sampling adalah rukun warga (RW). Jumlah cluster dalam penelitian ini adalah 30 cluster dengan besar sampel sebanyak 210 responden berusia ≥ 18 tahun. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang patuh meminum obat pencegahan filariasis (79,5%) lebih banyak terdapat pada responden dewasa berumur 18-44 tahun (84,6%), berjenis kelamin perempuan (82,8%), tamat SMP/ sederajat (85,7%), tidak bekerja (84,9%), berpengetahuan baik (90,9%), mendapat dukungan kader baik (94,7%), mendapat dukungan sosial baik (84,7%), dan tidak mengalami efek samping obat pencegahan filariasis pada periode pertama (92,7%). Sedangkan, alasan responden tidak meminum obat pencegahan filariasis paling banyak adalah karena takut terhadap efek samping obat (27,9%). Simpulan: Responden dewasa (18-44 tahun), perempuan, tamat SMP/ sederajat, tidak bekerja, berpengetahuan baik, mendapatkan dukungan kader dan sosial baik, serta tidak mengalami efek samping obat pada POPM periode pertama lebih patuh dalam meminum obat pencegahan filariasis. Kata kunci: Filariasis, kepatuhan minum obat, POPM ABSTRACT Title: Compliance of Taking Drugs in the Filariasis Mass Drug Administration at Banyubiru Sub-district Semarang Regency Background: Indonesia is a filariasis endemic country in Southeast Asia with 236 endemic districts (46%). Semarang Regency has become one of the endemic districts that have been running filariasis MDA since 2017. There has been a decreasing of MDA coverage and increasing the number of filariasis cases in 2018. Those problems could affect the success of filariasis elimination. This study aims to describe the community's filariasis MDA compliance in Banyubiru Sub-district. Method: This research is an observational descriptive study. Research was done using a cross-sectional design with a rapid survey method that was conducted in September-October 2019. This study used two-stage cluster sampling with rukun warga (RW) as sample unit, 30 clusters were selected with sample number was 210 of ≥18 years old respondents. Result: Compliant respondents who took filariasis prevention drugs (79.5%) were mostly found in adult respondents aged 18-44 years (84.6%), female (82.8%), completed junior high school/ equivalent (85.7%), jobless (84.9%), have good knowledge (90.9%), have good cadre support (94.7%), have good social support (84.7%), and not experiencing filariasis prevention drugs side effect (92.7%). Meanwhile, respondents mostly did not take filariasis prevention drugs was because they were afraid with side effects of the drug (27.9%). Conclusion: Respondents who adult (18-44 years old), female, graduated from junior high school/ equivalent, jobless, have good knowledge, have good cadre and social support, and not experiencing drugs side effects in the MDA first period are more compliant in taking filariasis prevention drugs. Keywords: Filariasis, drug compliance, filariasis MDA }, issn = {2775-5614}, pages = {345--352} doi = {10.14710/mkmi.19.5.345-352}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/27679} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang: Indonesia merupakan negara endemis filariasis di Asia Tenggara dengan 236 kabupaten/ kota (46%) termasuk dalam daerah endemis. Kabupaten Semarang menjadi salah satu daerah endemis yang menjalankan POPM filariasis sejak tahun 2017. Pada tahun 2018 terjadi penurunan angka cakupan minum obat dan peningkatan jumlah kasus filariasis di Kabupaten Semarang. Hal tersebut dapat memengaruhi keberhasilan pelaksanaan POPM filariasis di Kabupaten Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kepatuhan minum obat masyarakat dalam POPM filariasis di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif menggunakan desain studi cross sectional dengan metode rapid survey. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang pada bulan September-Oktober 2019. Penelitian ini menggunakan cluster sampling dua tahap dengan unit sampling adalah rukun warga (RW). Jumlah cluster dalam penelitian ini adalah 30 cluster dengan besar sampel sebanyak 210 responden berusia ≥ 18 tahun.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang patuh meminum obat pencegahan filariasis (79,5%) lebih banyak terdapat pada responden dewasa berumur 18-44 tahun (84,6%), berjenis kelamin perempuan (82,8%), tamat SMP/ sederajat (85,7%), tidak bekerja (84,9%), berpengetahuan baik (90,9%), mendapat dukungan kader baik (94,7%), mendapat dukungan sosial baik (84,7%), dan tidak mengalami efek samping obat pencegahan filariasis pada periode pertama (92,7%). Sedangkan, alasan responden tidak meminum obat pencegahan filariasis paling banyak adalah karena takut terhadap efek samping obat (27,9%).
Simpulan: Responden dewasa (18-44 tahun), perempuan, tamat SMP/ sederajat, tidak bekerja, berpengetahuan baik, mendapatkan dukungan kader dan sosial baik, serta tidak mengalami efek samping obat pada POPM periode pertama lebih patuh dalam meminum obat pencegahan filariasis.
Kata kunci: Filariasis, kepatuhan minum obat, POPM
ABSTRACT
Title: Compliance of Taking Drugs in the Filariasis Mass Drug Administration at Banyubiru Sub-district Semarang Regency
Background: Indonesia is a filariasis endemic country in Southeast Asia with 236 endemic districts (46%). Semarang Regency has become one of the endemic districts that have been running filariasis MDA since 2017. There has been a decreasing of MDA coverage and increasing the number of filariasis cases in 2018. Those problems could affect the success of filariasis elimination. This study aims to describe the community's filariasis MDA compliance in Banyubiru Sub-district.
Method: This research is an observational descriptive study. Research was done using a cross-sectional design with a rapid survey method that was conducted in September-October 2019. This study used two-stage cluster sampling with rukun warga (RW) as sample unit, 30 clusters were selected with sample number was 210 of ≥18 years old respondents.
Result: Compliant respondents who took filariasis prevention drugs (79.5%) were mostly found in adult respondents aged 18-44 years (84.6%), female (82.8%), completed junior high school/ equivalent (85.7%), jobless (84.9%), have good knowledge (90.9%), have good cadre support (94.7%), have good social support (84.7%), and not experiencing filariasis prevention drugs side effect (92.7%). Meanwhile, respondents mostly did not take filariasis prevention drugs was because they were afraid with side effects of the drug (27.9%).
Conclusion: Respondents who adult (18-44 years old), female, graduated from junior high school/ equivalent, jobless, have good knowledge, have good cadre and social support, and not experiencing drugs side effects in the MDA first period are more compliant in taking filariasis prevention drugs.
Keywords: Filariasis, drug compliance, filariasis MDA
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-23 01:12:41