skip to main content

Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 Ditinjau Dari Perspektif Kreditor dan Debt Collector

*Hasna Farida  -  Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia
Siti Malikhatun Badriyah scopus  -  Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Abstract

The Constitutional Court Decision Number 18/PUU-XVII/2019 impacts the execution of the Fiduciary Guarantee, so it needs to be discussed further. This study aims to determine and analyze the arrangements for the execution of fiduciary guarantees before and after the Decision Number 18/PUU-XVII/2019, as well as the implementation of that Decision from the perspective of creditors and debt collectors. This empirical juridical research is descriptive-analytical. The arrangement for the execution of fiduciary guarantees before the Decision Number 18/PUU-XVII/2019 is regulated in Article 15 and Article 29 of the Fiduciary Guarantee Law, Articles 195-200 HIR, PMK Number 27/PMK.06/2016 and DJKN Regulation Number 2 /KN/2017. After the Decision Number 18/PUU-XVII/2019, if there is no agreement on breach of contract and the debtor objected to submitting the collateral voluntarily, the execution of the Fiduciary Guarantee is carried out by executing the judge's assistance and conducting an auction using PMK Number 213/PMK.06/2020. The implementation of the Constitutional Court Decision Number 18/PUU-XVII/2019 is viewed from the perspective of creditors and debt collectors, namely, even though there has been approval from the debtor to withdraw the object of Collateral, it is carried out in ways that are not appropriate, and there are still many forced withdrawals.

Keywords: execution; fiduciary; constitutional court decision

Abstrak

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 berdampak pada eksekusi Jaminan Fidusia sehingga perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis pengaturan eksekusi jaminan fidusia sebelum dan setelah adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019, serta implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 ditinjau dari perspektif kreditor dan debt collector. Penelitian yuridis empiris ini bersifat deskriptif analitis. Berdasarkan hasil penelitian, Pengaturan eksekusi jaminan fidusia sebelum Putusan MK Nomor 18/PUU-XVII/2019 diatur dalam Pasal 15 dan Pasal 29 UU Jaminan Fidusia, Pasal 195-200 HIR, PMK Nomor 27/PMK.06/2016 dan Peraturan DJKN Nomor 2/KN/2017. Setelah adanya Putusan MK Nomor 18/PUU-XVII/2019, jika tidak ada kesepakatan tentang cidera janji dan debitor keberatan menyerahkan objek jaminan secara sukarela, maka eksekusi Jaminan Fidusia dilakukan dengan eksekusi pertolongan hakim dan pelaksanaan lelang menggunakan PMK Nomor 213/PMK.06/2020. Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 ditinjau dari perspektif kreditor dan debt collector yakni meskipun telah ada persetujuan dari debitor untuk menarik objek Jaminan, akan tetapi dilakukan dengan cara-cara yang tidak seharusnya dan masih banyak penarikan paksa yang dilakukan.

Kata kunci: eksekusi, fidusia, putusan mahkamah konstitusi

Fulltext View|Download
Keywords: execution; fiduciary; constitutional court decision

Article Metrics:

  1. Adelina, F. (2018). Celah Hukum Eksekusi Jaminan Fidusia Oleh Kurator Pada Masa Insolvensi. Majalah Hukum Nasional, Vol. 48, (No. 1), p.115-132. https://doi.org/10.33331/mhn.v48i1.115
  2. Asshiddiqie, Jimly., & Safa’at, Ali. (2006). Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi
  3. Badriyah, S.M. (2016). Sistem Penemuan Hukum Dalam Masyarakat Prismatik. Jakarta: Sinar Grafika
  4. Dja’is, Mochammad., & Koosmargono, RMJ. (2011). Membaca dan Mengerti HIR Edisi Revisi. Semarang: Universitas Diponegoro
  5. Herzien Inlandsch Reglement (HIR) / Reglemen Indonesia yang Diperbaharui (RIB)
  6. Kencana, M.R.B. (2021). Indonesia Turun Status Jadi Negara Menengah ke bawah, Strategi Angkat Kembali? Liputan6. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4602907/headline-indonesia-turun-status-jadi-negara-menengah-ke-bawah-strategi-angkat-kembali
  7. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
  8. Manan, B. (2002). Hukum Kepailitan (Memahami Faillissementverordening Juncto Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998). Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
  9. Mardani. (2010). Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syari’ah. Jakarta: Sinar Grafika
  10. Margono. (2019). Asas Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian Hukum dalam Putusan Hakim. Jakarta: Sinar Grafika
  11. Martitah. (2016). Mahkamah Konstitusi Dari Negative Legislature ke Positive Legislature. Jakarta: Konstitusi Press
  12. Munir, Redina Sy., Putra, Mohamad Fajri Mekka., & Suryandono, Widodo. (2019). Pelaksanaan Eksekusi Jaminan Dengan Perbuatan Main Hakim Sendiri atau Eigenrichting yang Dilakukan oleh Kreditor Terhadap Objek Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2455/K/Pdt/2017. Jurnal Notary, Vol. 1, (No. 01), p.1-24
  13. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019
  14. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 2/PUU-XIX/2021
  15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.06/2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang
  16. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 71/PUU-XIX/2021
  17. Rais, Asmaeni. & Izlindawati. (2018). Constitutional Complaint & Constitutional Question Dalam Negara Hukum. Jakarta: PrenadaMedia Group
  18. Siahaan, Maruarar. (2011). Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika
  19. Subekti. (1997). Hukum Acara Perdata. Bandung: Bina Cipta
  20. ______. (2005). Hukum Perjanjian. Intermasa, Jakarta
  21. Tajudin, Muhammad Maulana. (2020). Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 Tentang Eksekusi Jaminan Fidusia Dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI Nomor 68/DSN-MUI/III/2008 dan Pemikiran Syeh Waliyullah Ad-Dahlawi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
  22. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
  23. Warassih, E. (2005). Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis. Semarang: Suryandaru Utama

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-07-16 15:30:25

No citation recorded.