1RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, Indonesia
2Kalimantan Timur, Indonesia
3Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Indonesia
4 Jakarta, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI19827, author = {Teddy Indrasutanto and Cindy Boom}, title = {Prinsip Proteksi Sel Otot Jantung dalam Mesin Pintas Jantung Paru pada Prosedur Pembedahan Jantung Terbuka}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {9}, number = {2}, year = {2017}, keywords = {proteksi miokard; mesin pintas jantung paru; iskemia; kardioplegia; prekondisi iskemia; prekondisi anestesi}, abstract = { Penyakit jantung koroner merupakan penyebab nomer satu kematian secara global. Diperkirakan 17,1 juta penduduk dunia meninggal karena penyakit jantung koroner pada tahun 2004, yaitu 29% dari seluruh kematian. Standar baku emas untuk memulihkan pasien dari penyakit jantung koroner adalah pembedahan coronary artery bypass graft (CABG). Pembedahan CABG dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pintas jantung paru dan jantung dihentikan selama prosedur pembedahan. Penggunaan mesin pintas jantung paru dan proses henti jantung dapat menimbulkan cedera pada sel otot jantung. Oleh karena itu perlu pemahaman yang baik terhadap fungsi jantung selama prosedur henti jantung dan sirkulasi darah digantikan oleh mesin pintas jantung paru, terutama dalam hal proteksi miokard. Tujuan dari proteksi miokard selama pembedahan jantung adalah untuk menghindari cedera akibat pemakaian mesin pintas jantung paru dan iskemia akibat pembedahan. Salah satu strategi proteksi miokard adalah menggunakan kardioplegia. Kardioplegia dapat membantu menghentikan jantung sekaligus memberikan nutrisi ke sel otot jantung sehingga mengurangi dampak iskemia pada sel otot jantung. Strategi proteksi miokard yang lain dapat dicapai dengan teknik hipotermia, prekondisi iskemia, prekondisi anestesia dengan penggunaan gas anestesi dan obat anestesi intravena. Hingga saat ini penelitian mengenai proteksi miokard selama prosedur pembedahan jantung yang menggunakan mesin pintas jantung paru masih belum menemukan strategi terbaik. Kedepannya masih perlu banyak penelitian lagi yang dikembangkan, terutama pada fisiologi molekuler dari sel otot jantung, dalam rangka mendapatkan hasil proteksi miokard yang paling baik dan dapat diandalkan. }, issn = {2089-970X}, pages = {87--109} doi = {10.14710/jai.v9i2.19827}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19827} }
Refworks Citation Data :
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab nomer satu kematian secara global. Diperkirakan 17,1 juta penduduk dunia meninggal karena penyakit jantung koroner pada tahun 2004, yaitu 29% dari seluruh kematian. Standar baku emas untuk memulihkan pasien dari penyakit jantung koroner adalah pembedahan coronary artery bypass graft (CABG). Pembedahan CABG dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pintas jantung paru dan jantung dihentikan selama prosedur pembedahan. Penggunaan mesin pintas jantung paru dan proses henti jantung dapat menimbulkan cedera pada sel otot jantung. Oleh karena itu perlu pemahaman yang baik terhadap fungsi jantung selama prosedur henti jantung dan sirkulasi darah digantikan oleh mesin pintas jantung paru, terutama dalam hal proteksi miokard. Tujuan dari proteksi miokard selama pembedahan jantung adalah untuk menghindari cedera akibat pemakaian mesin pintas jantung paru dan iskemia akibat pembedahan. Salah satu strategi proteksi miokard adalah menggunakan kardioplegia. Kardioplegia dapat membantu menghentikan jantung sekaligus memberikan nutrisi ke sel otot jantung sehingga mengurangi dampak iskemia pada sel otot jantung. Strategi proteksi miokard yang lain dapat dicapai dengan teknik hipotermia, prekondisi iskemia, prekondisi anestesia dengan penggunaan gas anestesi dan obat anestesi intravena. Hingga saat ini penelitian mengenai proteksi miokard selama prosedur pembedahan jantung yang menggunakan mesin pintas jantung paru masih belum menemukan strategi terbaik. Kedepannya masih perlu banyak penelitian lagi yang dikembangkan, terutama pada fisiologi molekuler dari sel otot jantung, dalam rangka mendapatkan hasil proteksi miokard yang paling baik dan dapat diandalkan.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-22 22:43:19
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License