skip to main content

EDITORIAL

*Singgih Tri Sulistiyono  -  Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Jika ada pendapat yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara maritim yang terbesar, maka pendapat tersebut tidak lah salah. Laut yang memisahkan daratan terbukti tidak menjadi pemisah, tetapimerupakan jembatan penghubung kehidupan dalam segala aspeknya, baik politik, ekonomi, sosial maupun budaya. Pelayaran dan perdagangan misalnya, juga telah berkembang dengan berbagai macam bentuk dan tipe. Oleh karena itu, Indonesia dapat pula disebut sebagai kawasan kepulauan (insular region) yang paling luas di dunia. Indonesia memiliki pulau paling banyak di dunia, yaitu sekitar 18.108 pulau baik besar maupun kecil. Kurang lebih dua per tiga wilayah Indonesia berupa perairan laut (Purwaka, 1989; Lihat juga Kamaludin, 2005).
Fulltext View|Download
Keywords: editorial, pengembangan, negara maritim

Article Metrics:

  1. Purwaka, T. H. (1989). Indonesian Interisland Shipping: An Assessment of the Relationship of Government Policies and Quality of Shipping Services. Dissertation at University of Hawaii
  2. Kamaluddin, Laode M. (2005). Indonesia sebagai Negara Maritim dari Sudut Pandang Ekonomi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
  3. Hall, Kenneth R. (1985). Maritime Trade and State Development in Early Southeast Asia. Honolulu: University of Hawaii Press
  4. Sulistiyono, Singgih Tri (2009). ”Krisis, Ekspansi, dan Integrasi Ekonomi: Refleksi Historis mengenai Wacana Membangun Indonesia sebagai Negara Maritim”. Makalah pada Seminar Kebudayaan Maritim untuk Memperkuat Kedaulatan NKRI. Semarang: 28 Oktober

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.