1Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana/ RSUP Sanglah, Indonesia
2Denpasar, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI6652, author = {I. Rismantara and I Suarjaya}, title = {Manajemen Anestesi Untuk Koreksi Skoliosis pada Pasien Chiari Malformasi Post Dekompresi Foramen Magnum}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {6}, number = {1}, year = {2014}, keywords = {horacic scoliosis; chiary malformation; cobb’s angle}, abstract = { Latar belakang: Terdapat penyulit pada manajemen anestesi untuk koreksi skoliosis thorakalis pada pasien chiari malformasi post dekompresi foramen magnum karena terdapat permasalahan periopoeratif kompleks yang menyertainya. Kasus: Digunakan tindakan anestesi untuk koreksi skoliosis pada pasien dengan Chiari Malformasi post dekompresi foramen magnum dengan keterbatasan mobilisasi leher. Pada pemeriksaan rontgen didapatkan semirigid sublaminer instrumentasi pada leher. pada MSCT terlihat skoliosis thorakalis dengan pusat kelengkungan pada Thorakal 9 dengan Cobb’s Angle 60º. Pemeriksaan kardiovaskular, respirasi dan neurologis dalam batas normal. Derajat kelengkunan skoliosis pada pasien ini masih dibawah 70º sehingga tidak menekan jantung dan paru, tetapi terdapat penyulit untuk melakukan intubasi, hal ini bisa diatasi dengan memakai alat fiberoptik dalam kondisi sleep non apneu menggunakan fentanyl 50mcg dan propofol 50 mg dilanjutkan dengan balance anestesia menggunakan propofol kontinyu, N2O, O2, vecuronium dan fentanyl intermittnent serta tekhnik hipotensi kendali. Pasca anestesi pasien mendapat analgesi dengan 2 kateter epidural dengan ujung kateter setinggi Thorakal 3 dan ujing kateter lainnya setinggi Thorakal 12. Masing-masing memakai 0,5mg morfin dan bupivacaine 0,1%. Pasien dievaluasi 2 hari di ICU, tidak ada defek neurologis dan bebas nyeri kemudian di pindah ke ruang perawatan. Ringkasan: Manajemen anestesi pada operasi Koreksi skoliosis thorakalis menjadi suatu hal yang sangat penting karena begitu kompleksnya permasalahan perioperatif yang menyertainya. Fungsi kardiovaskular dan respirasi adalah yang paling mungkin terganggu sehingga perlu mendapat perhatian khusus. Penilaian terhadap derajat keparahan dari skoliosisnya dapat memberikan suatu nilai prediksi terhadap permasalahan yang mungkin terjadi perioperatif. Pasien dengan gangguan pada mobilitas dari leher dapat menjadi penyulit saat melakukan laringoskopi-intubasi. Post operasi jika fungsi kardiovaskular dan respirasi baik, pertimbangan ekstubasi dapat menjadi pilihan. Analgetik post operasi harus adekuat untuk menangani nyeri karena nyeri dapat dapat menimbulkan instabilitas kardiovaskular dan respirasi yang menjadi penyulit paska operasi. }, issn = {2089-970X}, pages = {71--80} doi = {10.14710/jai.v6i1.6652}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6652} }
Refworks Citation Data :
Kasus: Digunakan tindakan anestesi untuk koreksi skoliosis pada pasien dengan Chiari Malformasi post dekompresi foramen magnum dengan keterbatasan mobilisasi leher. Pada pemeriksaan rontgen didapatkan semirigid sublaminer instrumentasi pada leher. pada MSCT terlihat skoliosis thorakalis dengan pusat kelengkungan pada Thorakal 9 dengan Cobb’s Angle 60º. Pemeriksaan kardiovaskular, respirasi dan neurologis dalam batas normal.
Derajat kelengkunan skoliosis pada pasien ini masih dibawah 70º sehingga tidak menekan jantung dan paru, tetapi terdapat penyulit untuk melakukan intubasi, hal ini bisa diatasi dengan memakai alat fiberoptik dalam kondisi sleep non apneu menggunakan fentanyl 50mcg dan propofol 50 mg dilanjutkan dengan balance anestesia menggunakan propofol kontinyu, N2O, O2, vecuronium dan fentanyl intermittnent serta tekhnik hipotensi kendali.
Pasca anestesi pasien mendapat analgesi dengan 2 kateter epidural dengan ujung kateter setinggi Thorakal 3 dan ujing kateter lainnya setinggi Thorakal 12. Masing-masing memakai 0,5mg morfin dan bupivacaine 0,1%. Pasien dievaluasi 2 hari di ICU, tidak ada defek neurologis dan bebas nyeri kemudian di pindah ke ruang perawatan.
Ringkasan: Manajemen anestesi pada operasi Koreksi skoliosis thorakalis menjadi suatu hal yang sangat penting karena begitu kompleksnya permasalahan perioperatif yang menyertainya. Fungsi kardiovaskular dan respirasi adalah yang paling mungkin terganggu sehingga perlu mendapat perhatian khusus. Penilaian terhadap derajat keparahan dari skoliosisnya dapat memberikan suatu nilai prediksi terhadap permasalahan yang mungkin terjadi perioperatif. Pasien dengan gangguan pada mobilitas dari leher dapat menjadi penyulit saat melakukan laringoskopi-intubasi. Post operasi jika fungsi kardiovaskular dan respirasi baik, pertimbangan ekstubasi dapat menjadi pilihan. Analgetik post operasi harus adekuat untuk menangani nyeri karena nyeri dapat dapat menimbulkan instabilitas kardiovaskular dan respirasi yang menjadi penyulit paska operasi.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-12 08:50:08
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License